Jika kau angin, maka aku adalah
awan.
Yang takkan pernah menjadi hujan
jika kau tak ada.
Jika kau angin, maka aku adalah
ombak lautan.
Yang kukira kau antar sampai
pelabuhan,
tapi malah kau hempaskan mengikis
batuan karang.
Jika kau angin, maka aku adalah
nyiur di tepi pantai.
Yang hanya kau tiup sebentar lalu
kau tinggal pergi,
Meninggalkan gerakan menggantung
yang belum sempat melambai.
Jika
kau matahari, maka aku hanya langit malam yang tak kau anggap
Yang
kau tinggalkan tanpa permisi saat gelap menyergap.
Bahkan
kau tak pernah bertanya padaku, apakah aku
punya
temeram bulan atau bintang-bintang yang menemaniku saat sepi gelap.
Kau,
memang bagai matahari.
Yang
terlalu bercahaya untuk ku hindarkan.
Dan
Aku, aku ini hanya langit malam.
Yang
terlalu gelap dan retak untuk pura-pura tak kedinginan.
Lalu
Kita,..
Kita
terlalu angan untuk dipersatukan.
Alam berbicara fenomena, dan aku
hanya “tertawa” tentang kisah kita.
CGK-JOG,
Akhir Juli 2015
No comments:
Post a Comment