Maaf.
Aku harus menghilang.
Karena aku tau, kamu bukan masa depanku.
Maaf.
Kamu harus rela kehilangan.
Karena kamu seharusnya sadar, kita takkan bersatu.
Tinggalkan aku saja dibelakang,
Karena aku terlahir untuk hidup sebagai bayang.
Maaf, aku bukannya tak ingin berjuang,
Tapi keadaan yang memenjarakan kita dalam batas angan.
Aku tahu, maafku tak pernah cukup.
Tapi hanya ini yang bisa kulakukan.
Bukan maksudku balas meninggalkanmu,
Tapi aku tak bisa terus membiarkanmu bergantung pada harapan yang hampir redup.
Menara Mimpi
Thursday, April 7, 2016
Tuesday, December 29, 2015
PULANG
Genggam tanganku, jangan kau lepas.
Karena ini mungkin terakhir kalinya kita bersama bernafas
Pada cinta dan harapan yang hampir kandas.
Kapan kau pulang?
Aku
masih ingin kita bersulangdari
siang gersang, sampai malam menjelang.
Jangan salah arah.
Karena di rumah, ibumu menunggu sembari marah-marah.
Malam datang, aku resah.
Sebentar lagi kau pulang meninggalkan kisah.
Jangan lupa kembali lagi.
Jangan lupa kembali lagi.
Karena
bisa jadi aku masih menanti
bersama sebotol anggur putih
Sampai jumpa, sampai nanti.
bersama sebotol anggur putih
Sampai jumpa, sampai nanti.
Buat yang kemarin pulang naik KRL,
Akhir Desember 2015.
MERINDU
Banyak yang tak membicarakan rindu.
Lebih banyak yang merasakannya,
Tapi lebih banyak lagi yang mendiamkannya.
Karena diungkapkan pun sia-sia.
Biar tulang rusukku ditusuk angin subuh.
Karena rinduku lebih mengaduh.
Haruskah sakitku sampai kambuh?
Agar terbuka hatimu yang selama ini acuh.
Senja datang, aku pulang dengan bis.
Diiringi air mata karena teleponku tak kau gubris.
Rasaku jangan sampai habis.
Kau selalu menghindar dengan alasan tak logis.
Rinduku meradang.
Tapi berita bilang, kau takkan datang.
Aku ingin jadi yang terbaik dan aku berjuang
Tapi kau tak menganggap dan terus menghilang.
Maaf jika terus-terusan menyalahkan.
Karena Rinduku yang tak kau balaskan.
Tapi aku juga tak mau ditinggalkan.
Bergantung sendirian pada harapan-harapan.
Kampret. Lagi-lagi buat
si Angin.
Desember2015
FENOMENA
Jika kau angin, maka aku adalah
awan.
Yang takkan pernah menjadi hujan
jika kau tak ada.
Jika kau angin, maka aku adalah
ombak lautan.
Yang kukira kau antar sampai
pelabuhan,
tapi malah kau hempaskan mengikis
batuan karang.
Jika kau angin, maka aku adalah
nyiur di tepi pantai.
Yang hanya kau tiup sebentar lalu
kau tinggal pergi,
Meninggalkan gerakan menggantung
yang belum sempat melambai.
Jika
kau matahari, maka aku hanya langit malam yang tak kau anggap
Yang
kau tinggalkan tanpa permisi saat gelap menyergap.
Bahkan
kau tak pernah bertanya padaku, apakah aku
punya
temeram bulan atau bintang-bintang yang menemaniku saat sepi gelap.
Kau,
memang bagai matahari.
Yang
terlalu bercahaya untuk ku hindarkan.
Dan
Aku, aku ini hanya langit malam.
Yang
terlalu gelap dan retak untuk pura-pura tak kedinginan.
Lalu
Kita,..
Kita
terlalu angan untuk dipersatukan.
Alam berbicara fenomena, dan aku
hanya “tertawa” tentang kisah kita.
CGK-JOG,
Akhir Juli 2015
PENGAKUAN
Hi readers!
Oke, sesungguhnya gue mau mengaku siiih,
ga semua puisi gue itu pure karya gue sendiri.
beberapa kata dan kalimatnya masih ada yang mengutip karya
penulis2 pusi dan quotes yang jauh lebih
jago dari gue, atau dari kata2 yang terlontar tak sengaja dari temen2 gue yang TSAHHHH kata-katanya nembus sampe
rusuk! HAHAHA-_-
Yaa jadi jika kalian menemukan kata2 yang sama gitu, maafkan
yhaaaa._.
Namanya juga belajar kann, heheh
bukan bermaksud menjiplak/nyontek
kok, justru gue sangat terinspirasii dari merekaaaa.
jadi yaa misalnyaa,gue ngeliat
ada satu kalimat quote, eh pas bgt sama perasaan gue..nah dari satu quote itu
gue jadiin peletak dasar bikin sehalaman puisiii. awkwkw
yah begitulaahh, maaf pokoknya.
bukan bermaksud nyontek kok serius dehh hehehe
Akhir kataa, terimakasih buat setiap penulis yang
telah menginspirasii dakuu:3
GUSAR
Kamu.
Abu-abu.
Aku.
Sekilas warna ragu-ragu.
Matamu teduh.
Tapi rasamu entah apa.
Rinduku gaduh.
Tapi hatimu bisu tak menyapa.
Warnaku hampir pudar.
Senja mengejar-ngejar.
Hayatku semakin gusar.
Tapi Kau masih muncul-hilang di balik radar.
Jangan menatapku terlalu dalam.
Jika besok kau masih menghilang saat malam.
Tapi aku hanya mencinta, bukan mendendam.
Jadi tolong jangan kau lepas tanganku yang masih berusaha
menggenggam.
Buat Kang Poster,
Awal Desember 2015
KEMELUT
Aku disini berlutut.
Sepi.
Dan kau disana berkemelut.
Ramai.
Resah ini terlalu rusuh
dan singgah ini paling sungguh.
Apa itu? Cinta?
Hampir benar. Tapi kali ini hanya rindu.
Kapan lagi kita bisa bersua?
Karena aku ingin bersamamu memeluk senja.
Kapan lagi kita bisa bertemu?
Karena aku ingin bersamamu mematahkan waktu.
Sepi.
Dan kau disana berkemelut.
Ramai.
Resah ini terlalu rusuh
dan singgah ini paling sungguh.
Apa itu? Cinta?
Hampir benar. Tapi kali ini hanya rindu.
Kapan lagi kita bisa bersua?
Karena aku ingin bersamamu memeluk senja.
Kapan lagi kita bisa bertemu?
Karena aku ingin bersamamu mematahkan waktu.
Buat Bebek di kandang,
Sebelum kecelakaan, Awal Desember 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)